Jadi Suami Istri Yang Harmonis Yuuukkk





Memenuhi Hak-hak Isteri dan Memenuhi Hak - hak Suami

Agar tidak terjadi salah faham bahwa agama Islam anti kesetaraan gender dan hanya menekankan hak-hak suami sedang hak-hak isteri diabaikan, maka saya perlu mengimbangi hak-hak suami denngan menguraikan hak-hak isteri secara rinci. Adapun hak-hak isteri atas suami sebagai berikut:

1. Selalu menghormati dan tidak boleh menghinanya.
2. Bersikap lemah lembut dan mencandainya.
3. Berkasih sayang dan menaruh rasa iba.
4. Memberi nafkah sesuai dengan kebutuhan wajarnya.
5. Bersabar atas sikap kekanak-kanakan isteri.
6. Bersikap dewasa ketika isteri sedang marah.
7. Membantu pekerjaan rumah sebisa mungkin.
8. Menghormati keluarga isteri.
9. Membantu isteri untuk berbuat baik kepada kedua orang tuanya.
10. Mengajak bermusyawarah dalam segala urusan.
11. Membantu dalam menegakkan kewajiban agama.
12. Tidak boleh mencaci makinya.
13. Tidak boleh memukul wajahnya.
14. Mengajak bincang-bincang.
15. Selalu tersenyum di hadapannya.
16. Menyediakan tempat tinggal sendiri.
17. Menyediakan pembantu jika perlu dan mampu.
18. Melindunginya dari setiap mara bahaya.
19. Menjaga dan melindungi kehormatan dan harga dirinya.
20. Tidak boleh menuduh isteri tanpa bukti.
21. Menampakkan kebaikannya.
22. Menutupi seluruh aib dan kesalahannya.
23. Tidak menggaulinya dalam keadaan haidh.
24. Bersabar terhadap tindakan aneh ketika masa haidh.
25. Tidak boleh mengagetkan ketika pulang dari beperrgian.
26. Tidak mencemburui berlebihan.
27. Hendaklah suami berrhias untuk isteri sebagaimana ia senang isterinya berhias untuknya.
28. Bersikap adil kepada isteri-isterinya bila mempunyai isteri lebih dari satu.
29. Memberi nafkah untuk anak-anaknya.
30. Hendaknya memerintah isterinya untuk selalu taat.
31. Tidak menuntut untuk kerja di luar rumah.
32. Tidak boleh mengambil maharnya kecuali atas kerelaan hatinya.
33. Tidak menyuruh mengeluarkan nafkah untuk kebutuhan rumah tangga.
34. Tidak menyuruhnya menyambut tamu laki-laki atau menampakkan diri di hadapan mereka.
35. Memberi makan dari apa yang dia makan.
36. Memberi pakaian sesuai dengan kadar pakaian yang ia pakai.
37. Hendaknya memenuhi nafkah batin untuk menjaga kesuciannya.
38. Tidak mengkhianatinya.
39. Tidak boleh bertindak melampaui batas karena keteledorannya.
40. Tidak boleh menganiaya meskipun sedang benci.
41. Memasukkan kegembiraan ke dalam hatinya.
42. Tidak memberi makan yang haram.
43. Mengajarkan ilmu agama dan selalu mengingatkan dengan nasehat agama.
44. Memanggil dengan nama dan sebutan yang paling dicintai.
45. Memberi hadiah pada kesempatan dan suasana istimewa.
46. Tidak sering perrgi jauh darinya.
47. Hendaknya melalaikan berbagai kesalahan yang muncul dari tindakannya.
48. Berusaha menjaga dirinya dari api neraka.
49. Tidak menghardik dan menghinanya di depan keluarganya dan keluarga suaminya.
50. Tidak membebani pekerjaan dan tugas diluar kemampuannya.
51. Meringankan beban dan tugas-tugasnya ketika sedang sakit.
52. Tidak mudah menjatuhkan thalak sebab thalak adalah perkara halal yang paling dibenci Allah dan Arasy
goncang karena perceraian.
53. Bersikap jenaka ketika bergaul dengannya.
54. Tidak putus asa ketika bersikap terlalu mengatur karena hati kaum wanita menjadi luluh dan iba dengan
kebaikan dan kedermawanan.
55. Tidak boleh mendiamkan kecuali di rumah.
56. Menyuapi makanan sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi.
57. Tidak boleh mencela masakan meskipun tidak enak.
58. Antara suami dan isteri tidak boleh melupakan kebaikan dan kelebihan masing-masing.

Semua itu dirangkum dalam firman Allah dan juga sabda Nabi:

“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya” (Q.S. Al Baqarah [2]: 288)

Nabi Sholallahu ‘alaihi Wassalam bersabda:

“Berwasiatlah kepada isteri-isteri dengan kebaikan”

Dan juga sabda Beliau Sholallahu ‘alaihi Wassalam:

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik kepada keluarganya dan aku orang yang paling baik kepada keluargaku”

Hendaklah seorang suami memenuhi hak-hak isteri semaksimal mungkin, karena wanita adalah makhluk yang sangat membutuhkan perlindungan. Hidupnya menjadi amanah dan tanggung jawab suaminya. Maka, barangsiapa menunaikan hak-hak tersebut secara normal, berarti ia telah melindungi kehormatan kaum hawa dan menjunjung harkat dna martabat mereka, serta memperlakukan mereka secara adil dan terhormat.

MEMENUHI HAK-HAK SUAMI

Perlu penjabaran secara rinci hak-hak pasutri, karena banyak dari pasangan suami dan isteri teledor dan kurang mengerti tentang bahaya dan konsekwensi bila hak-hak tersebut tidak terpenuhi. Sementara pernikahan akan langgeng dan kasih sayang akan tumbuh lestari bila semua pihak memahami dengan baik masalah ini.

Tetapi tidak semua hak-hak yang disebutkan di bawah ini bersifat wajib, bahkan ada yang hanya terkait dengan etika dan norma yang hadir sebagai pelengkap dan penyangga, namun ada pula yang sifatnya wajib, sehingga bila tidak terpenuhi maka pelakunya mendapatkan sanksi atau dosa.

Saya telah mencoba merarngkum sebanyak lima puluh delapan hak bagi masing-masing pasangan baik suami maupun isteri. Adapun hak-hak atas suami atas isteri sebagai berikut:

1. Menjaga harga diri dan kehormatannya.
2. Menjaga kesucian dan martabatnya.
3. Memeilhara hartanya
4. Menghormati keluarga suaminya.
5. Menghargai ketika ada di sisinya
6. Menyanjungnya ketika tidak ada.
7. Mencintai apa yang disenangi suami meskipun perkara yang tidak dicintai.
8. Membenci sesuatu yang dibenci oleh sang suami meskipun bukan perkara yang harus dibenci.
9. Memperhatikan sesuatu yang menjadi perhatian suaminya.
10. Memalingkan pandangan dari segala yang tidak menarik bagi suami.
11. Marah terhadap segala sesuatu yang menjadi marahnya suami.
12. Ridha terhadap segala sesuatu yang yang menjadi ridhanya suami.
13. Menganggap banyak terhadap pemberian yang sedikit.
14. Jika mendapat pemberian banyak dibalas dengan penuh rasa syukur.
15. Bangun tidur sebelum sang suami bangun.
16. Tidur setelah suami tidur
17. Bersifat tabah dan pemaaf bila suami tidak mengerti.
18. Bersikap lemah lembut ketika suami sedang bersikap kasar.
19. Berdiam diri ketika suami sedang emosi.
20. Tidak boleh berpura-pura sakit di hadapan suami.
21. Merestui semua keinginan suami.
22. Tidak boleh menangis sementara suami sedang tertawa.
23. Tidak boleh tertawa sementara suami sedang menangis.
24. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada suami.
25. Jangan memaksakan kehendak dan pendapat kepada suami.
26. Jangan sekali-kali memperlakukan suami seperti pembantu atau pekerja.
27. Jangan suka mengkritik pekerjaan suami.
28. Jangan mencela suami dalam aturan.
29. Mengangkat harkat dan martabat suami di depan keluarganya.
30. Mengagungkan kedudukan suami di hadapan para tetangga.
31. Menampakkan kebaikan suami.
32. Menyembunyikan aib dan kekurangan suami.
33. Jika mengadukan sesuatu langsung menanggapi pengaduannya.
34. Jika mengeluhkan tentang keadaan isteri menanggapi penuh kearifan.
35. Ikut bersedih hati ketika sedang sedih dan gelisah.
36. Menghibur hatinya ketika dalam keadaan gundah.
37. Menunggu di sisinya ketika sedang sakit.
38. Memberikan bantuan bila sedang butuh.
39. Meringankan beban berat yang dipikul suami.
40. Menyambutnya ketika masuk rumah.
41. Melepas ketika keluar rumah.
42. Memilih kalimat yang indah ketika berbicara dengan suami.
43. Membersihkan rumah sebisa mungkin.
44. Merapikan rumah sebisa mungkin.
45. Berdandan secantik mungkin.
46. Memilih sikap yang paling sopan dan lembut.
47. Memberi isyarat dengan cara yang sopan.
48. Menampakkan perangai yang paling lembut dan halus.
49. Memilih canda dan gurau yang paling bagus.
50. Berusaha menumbuhkan kesenangan dan kegembiraan di hati dan mata suami.
51. Berusaha sungguh-sungguh dalam rangka untuk menarik perhatian dan perasaan suami.
52. Membalas keburukan suami dengan kebaikan.
53. Membalas dosa suami dengan maaf.
54. Mengabulkan permintaan maaf suami.
55. Tidak melakukan sholat sunnah kecuali atas seizinnya.
56. Tidak berpuasa sunnah kecuali atas seizinnya.
57. Tidak melakukan haji sunnah kecuali atas seizinnya.
58. Tidak keluar rumah kecuali atas seizinnya.

Cukup dengan hadist Nabi Sholallahu ‘alaihi Wassalam di bawah ini seorang isteri bisa mengerti harga dan nilai hak-hak suami:

“Andaikata seseorang boleh sujud kepada yang lain, maka aku akan memerintah wanita sujud kepada suaminya “ Shahih diriwayatkan Ibnu Majah dalam Sunannya (1852 dan 1853) dan dishahihkan Syaikh al-Albani.

Sebagian wanita merasa keberatan dengan kewajiban wanita yang begitu banyak, bahkan di antara mereka menganggap mustahil dan terlalu mengada-ada. Namun bagi orang yang mau merenungkan dengan baik pasti mendapatkan kesimpulan, bahwa barang siapa yang mengamalkan sifat-sifat di atas, maka tidak diragukan lagi, dia akan menjadi isteri teladan.

Seandainya ada seorang wanita yang memilki karakter dan sifat-sifat di atas mengumumkan di koran, bahwa dia sedang mencari pasangan hidup, maka ribuan pelamar akan mengajukan diri untuk menjadi calon suaminya.

Dikutip dari buku Romantika Kawin Muda karya Al Ustadz Zaenal Abidin Syamsudin, Penerbit; Pustaka Imam Abu Hanifah

[Dikutip dari buku "Romantika Kawin Muda" karya Al Ustadz Zaenal Abidin Syamsudin, Penerbit; Pustaka Imam Abu Hanifah]

One Response so far.

  1. Hadis riwayat Anas Radhiyallahu’anhu:
    Bahwa beberapa orang sahabat Nabi Shallallahu alaihi wassalam. bertanya secara diam-diam kepada istri-istri Nabi Shallallahu alaihi wassalam. tentang amal ibadah beliau. Lalu di antara mereka ada yang mengatakan: Aku tidak akan menikah dengan wanita. Yang lain berkata: Aku tidak akan memakan daging. Dan yang lain lagi mengatakan: Aku tidak akan tidur dengan alas. Mendengar itu, Nabi Shallallahu alaihi wassalam. memuji Allah dan bersabda: Apa yang diinginkan orang-orang yang berkata begini, begini! Padahal aku sendiri salat dan tidur, berpuasa dan berbuka serta menikahi wanita! Barang siapa yang tidak menyukai sunahku, maka ia bukan termasuk golonganku. (Shahih Muslim No.2487)

Leave a Reply